TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama sepekan kemarin indeks perdagangan di Bursa Efek Jakarta mengalami masa konsolidasi setelah pada pekan sebelumnya mengalami rally panjang. Sejak hari pertama Senin (4/2) pada awal pekan ini hingga Kamis (7/2), indeks terus menerus mengalami tekanan. Namun, pada hari berikutnya Jumat (8/2) ternyata indeks mengalami rebound. Menurut analisa Chrisbiantoro dari Ficor Securitas, untuk perdagangan pekan depan, nampaknya pasar masih pada masa konsolidasi. Hal itu ditunjang dengan masih sepinya berita pasar yang signifikan mempengaruhi perdagangan di lantai bursa. “Yang akan banyak memberikan pengaruh antara lain seperti rumor mengenai suku bunga dan pergerakan rupiah,” ujar dia. Ia memperkirakan, indeks perdagangan pekan depan akan meningkat dengan menunggu situasi. Trading range yang terjadi akan berada pada daerah kritis dengan kisaran 430 dan 450. Perdagangan di lantai bursa masih diwarnai profit taking tapi tidak terlalu jauh. “Tren indeks dalam jangka pendek memang rentan,” ujar dia. Pasar juga masih akan diwarnai dengan aksi ambil untung (profit taking) terhadap saham yang memberikan kontribusi besar terhadap indeks. Sementara itu saham dalam sektor farmasi, dengan situasi banjir memang ada peningkatan, karena faktor keuntungan (gain) menguat sehingga dengan demikian farmasi juga menguat. Selain pengaruh jatuhnya peringkat kredit Indonesia, isu dihentikannya sementara pembangunan perumahan (property) di Indonesia tidak akan memberikan pengaruh yang besar bagi perdagangan di lantai bursa pekan depan. Walaupun ada berita yang beredar bahwa pemerintah kemungkinan akan menghentikan untuk sementara operasi perusahaan sektor property, pasalnya akan ada pengkajian ulang pembangunan perumahan di Jakarta sebagai penyebab banjir. “Untuk minggu depan rumor tersebut tidak akan banyak berpengaruh. Sebab saham properti di lantai bursa sudah menjadi saham tidur,” papar dia. (Andi Dewanto)