Pemerintah Diminta Manfaatkan Kelesuan Ekonomi Global

Reporter

Editor

Senin, 16 Agustus 2010 15:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani berharap pemerintah bisa memanfaatkan kelesuan ekonomi global untuk memacu pemerataan pembangunan di Indonesia. Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran harus dijadikan indikator penting dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011.

"Selain kondisi makro, pemerintah harusnya juga memasukkan kondisi mikro dalam RAPBN 2011. Harus dimasukkan penurunan kemiskinan dan pengangguran," ujar Aviliani kepada Tempo melalui telepon, hari ini (16/8).

Menurut dia, Indonesia beruntung sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di tengah kelesuan ekonomi global. Dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi melampaui angka 6 persen pada tahun 2010 ini, Indonesia sudah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia.v

Periode tiga tahun, terhitung dari 2010 hingga 2012, diprediksi sebagai jangka waktu yang dibutuhkan kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk memulihkan ekonomi. Indonesia di sisi lain, dengan keberuntungan ekonominya harus mulai melirik pembangunan sektor riil untuk meningkatkan daya saing ketika ekonomi global kembali pada kompetisi yang sebenarnya pasca pemulihan. "Pembangunan harus ditujukan pada arah kesempatan, bukan dengan subsidi," ujar dia.

Dengan memperhitungkan faktor kesempatan kerja, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi bisa benar-benar dinikmati oleh masyarakat. Selama ini, kata dia, dana investasi yang deras mengalir belum bisa dimanfaatkan untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. "Diharapkan pemerintah bisa memanfaatkan dana jangka pendek yang melimpah ke sektro riil," tambah dia.

Labilnyanya ketahanan pangan dan energi Indonesia juga harus menjadi perhatian penting. Ketergantungan pemerintah pada sumber daya asing untuk kedua komoditas tersebut harus digeser dengan cara perbaikan infrastruktur dan distribusi. "Infrastruktur masih terbatas di Jawa dan Sumatera sementara distribusi masih belum mengalami perbaikan. Ini harus jadi perhatian."

Apabila ketahanan pangan dan energi masih buruk, tambah dia, jumlah masyarakat miskin dan angka penangguran bisa bertambah. "Jika dua indikator tersebut memburuk artinya pemerintah tak bisa memanfaatkan kesempatan ini."

ANTON WILLIAM

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

35 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya