Garuda Indonesia Setujui Piutang kepada Merpati Dibayar Obligasi

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 14:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Garuda Indonesia menyetujui untuk mengkonversi piutangnya kepada PT Merpati Nusantara menjadi obligasi konversi (Convertible Bonds). Besarnya piutang Garuda, perusahaan yang sahamnya 100 persen dimiliki pemerintah ini, adalah US$ 33,27 juta dan Rp 999 juta. Pemegang saham pada prinsipnya sudah menyetujui pokok-pokoknya, kata Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar di sela-sela rapat konsultasi dengan Komisi Perhubungan dan Telekomunikasi DPR, di gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (6/2). Menurut Emirsyah, utang Merpati kepada Garuda merupakan akumulasi dari biaya jasa perawatan pesawat Merpati di Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia), salah satu anak perusahaan Garuda. Pada mulanya, sempat terjadi perbedaan perhitungan antara dua perusahaan penerbangan milik pemerintah ini. Berdasarkan perhitungan Garuda, besarnya piutang adalah US$ 38 juta. Namun, menurut Merpati, besar utangnya hanya US$ 30 juta. Ini hanya perbedaan dalam administrasi. Bukan masalah prinsipil, jelasnya saat ditanya selisih sebesar US$ 8 juta itu. Perbedaan itu misalnya bersumber dari perbedaan dalam mengartikan surat kontrak perawatan pesawat antara dua perusahaan. Selain itu, selisih ini juga bersumber dari masalah-masalah yang diakibatkan oleh rencana penggabungan dua maskapai ini pada awal tahun 1990-an lalu. Jadi sumbernya itu banyak sekali. Namun kecil-kecil dan sudah berlangsung lebih sangat lama, kata Emirsyah. Namun akhirnya, pada 21 Januari lalu, terjadi kesepakatan antara kedua perusahaan soal utang-piutang tersebut. Disepakati, utang Merpati kepada Garuda sebesar US$ 33,27 juta ditambah Rp 999 juta. Saat ini, antara Merpati dan Garuda tinggal menentukan batas waktu pengembalian, tingkat suku bunga, dan tingkat pengembalian. Itu tergantung kondisi Merpati, katanya. Pada kesempatan itu juga diungkapkan, tahun 2002 lalu, Garuda berhasil mencatat laba usaha sebesar Rp 417,62 miliiar. Artinya, terjadi kenaikan sebesar 6,92 persen dibandingkan laba tahun 2001 sebesar Rp 390,59 miliar. Meski mencatat laba, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 31 Januari lalu memutuskan perusahaan belum dapat membagikan deviden kepada pemegang saham, karena Garuda masih menanggung akumulasi kerugian tahun-tahun sebelumnya.Selain itu, Garuda hingga 2010, setiap tahunnya masih harus mencicil utang sebesar US$ 120 juta, kata Direktur Niaga Bachrul Hakim. Saat ini, Garuda masih memiliki total utang sekitar US$ 880 juta. Tahun 2001 lalu, Garuda berhasil merestrukturisasi utangnya tersebut dengan para debitur. Sapto Pradityo --- TNR

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

44 menit lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

44 menit lalu

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

Waskita Karya telah merampungkan 2 dari 12 proyek IKN yang tengah dibangun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

1 jam lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

2 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

3 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

4 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

Nama komedian Eko Patrio disebut oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Ahad, 5 Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

5 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

5 jam lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya