Pemerintah Lakukan Buy Back dan Bond Switching Untuk Atasi Obligasi Jatuh Tempo

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 14:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan melakukan buy back (pembelian kembali) dan bond switching (pertukaran obligasi) untuk mengurangi biaya utang dan mengendalikan risiko portofolio surat utang negara yang akan jatuh tempo pada 2004-2009. “Langkah-langkah yang dimaksud itu antara lain, meliputi buy back dan penukaran surat utang atau bond switching yang pada hakekatnya ditujukan untuk mengurangi biaya utang dan mengendalikan risiko portofolio surat utang negara,” papar Menteri Keuangan Boediono dalam jawaban tertulisnya dalam Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi dengan anggota Komisi IX DPR-RI tentang RUU Surat Utang Negara (Treasury Bills) di gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (6/2). Pemerintah menyadari besarnya beban fiskal yang harus dipikul anggaran negara, bila pemerintah tidak melakukan tindakan yang berarti untuk mengatasi masalah yang muncul akibat memuncaknya kewajiban yang jatuh tempo, terutama tahun 2004-2009. Oleh karena itu, lanjut Menkeu, dia sependapat dengan Fraksi Reformasi agar pemerintah mengambil langkah antisipatif dan strategis untuk mengelola surat utang negara. Dengan dititikberatkan pada upaya memperbaiki struktur jatuh tempo dari portofolio surat utang negara dengan memperhatikan aspek ketahan fiskal maupun aspek pengembangan pasar sekunder obligasi pemerintah. Melalui RUU surat utang ini, lanjutnya, pemerintah harus selalu meminta persetujuan DPR atas pertambahan nilai bersih maksimal dari surat utang negara yang diterbitkan pemerintah untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Sementara itu, mengenai kekhawatiran Fraksi Persatuan Pembangunan tentang kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara Menkeu selaku otoritas yang menerbitkan surat utang negara dan BI selaku otoritas moneter, dijelaskan, dalam RUU pemerintah harus berkonsultasi dengan BI untuk evaluasi terhadap implikasi moneter dari penerbitan surat utang negara. "Sehingga keselarasan antara kebijakan fiskal, termasuk manajemen utang dan kebijakan moneter dapat tercapai," jelas dia. (Ebnu Yufriadi-Tempo News Room)

Berita terkait

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

3 menit lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

12 menit lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

20 menit lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

24 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

26 menit lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

34 menit lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

36 menit lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

49 menit lalu

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial J, 31 tahun, karena diduga mencuri ratusan celana dalam wanita dari berbagai indekos

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

50 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya