Lahan Pertanian Menyusut Drastis Tahun Ini  

Reporter

Editor

Kamis, 1 Juli 2010 18:29 WIB

Tempo/Arie Basuki

TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pusat Statistik mencatat lahan pertanian di Pulau Jawa mengalami penyusutan drastis tiap tahunnya. Berdasarkan data Departemen Pertanian yang dirilis oleh BPS, penyusutan terjadi sekitar 27 juta hektare tiap tahunnya."Penyusutan terbesar terjadi justru di lumbung padi di daerah Jawa Barat,” ujar Rusman Heriawan, Kepala BPS kepada wartawan di kantornya hari ini.

Rusman menjelaskan, penyusutan lahan pertanian ini diperkirakan karena maraknya konversi lahan produktif menjadi lahan nonproduktif seperti perumahan. “Makanya, wartawan kalau buat rumah jangan di daerah Bekasi, Karawang dan daerah pertanian lainnya,” ujar Rusman yang disambut gelak tawa wartawan.

Meskipun penyusutan lahan pertanian terus terjadi, BPS mencatat hasil pertanian seperti padi, kedelai dan jagung mengalami peningkatan. “Peningkatan disebabkan oleh produktivitas lahan meningkat,” Ujar Rusman.

Pada tahun 2009, Indonesia mencatat produksi padi sebesar 64,40 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau naik sebesar 4,07 juta ton dibandingkan tahun 2008. “Naik 6,75 persen, ini rekor kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia,” ujar Rusman.

Rusman menambahkan, sejumlah daerah mencatatkan kenaikan produksi padi diantaranya adalah Jawa Tengah yang mengalami peningkatan sebesar 5,7 persen, Kalimantan Selatan sebesar 9, 34 persen, Sulawesi Selatan naik sebesar 4,88 persen, dan Sumatera Selatan naik sebesar 3,72 persen. Sedangkan Jawa Barat yang terkenal sebagai lumbung padi tercatat mengalami penurunan produksi padi sebesar 2,07 persen.

Untuk 2010, berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM II), produksi padi diperkirakan akan naik mrnjadi 65,15 juta ton GKG. Angka ini naik sebesar 751,87 ribu ton atau sebesar 2,19 persen dibandingkan 2009. Kenaikan ini, menurut Rusman dikarenakan produktivitas lahan yang meningkat sebesar 0,63 kuintal per hektare atau sebesar 1,26 persen. Sedangkan luas panen diperkirakan mengalami penurunan seluas 12,63 ribu hektare atau 0,1 persen.

Advertising
Advertising

Rendahnya peningkatan ini diperkirakan akan disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu. “Di beberapa wilayah ada yang seharusnya bisa panen tiga kali tapi hanya bisa panen dua kali karena cuaca tidak menentu,” ujarnya.

Untuk produksi kedelai, pada 2009 tercatat 974,51 ribu ton biji kering atau meningkat sebanyak 198,80 ribu ton atau 25, 63 persen dibandingkan 2008. Untuk tahun ini, Departemen Pertanian menargetkan produksi sebesar 927,38 ribu ton biji kering atau turun sebanyak 47,13 ribu ton biji kering.

Penurunan ini, menurut Rusman, dikarenakan kedelai ditanam dengan menggunakan metode tumpang sari. “Jadi kedelai ini hanya dijadikan tanaman sela disaat lahan sedang tidak digunakan untuk menanam padi atau tanaman lainnya,” ujar Rusman.

Hal ini mengakibatkan luas lahan pertanian kedelai menjadi menciut seluas 44,35 ribu hektar atau 6,14 persen. Sementara produktivitas diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 0,19 kuintal perhektare atau sebesar 1,41 persen.

Adapun produksi jagung, selama tahun 2009 tercatat mengalami peningkatan 8,04 persen atau 1,31 juta ton pipilan kering dibandingkan 2008. Sedangkan tahun ini, produksi jagung diperkirakan naik 386,79 ribu ton pipilan kering atau 2,19 persen. Target sebesar 18,02 juta ton pipilan kering ini diperkirakan akan tercapai karena terjadinya produktivitas lahan sebesar 0,69 kuintal per hektare atau 1, 63 persen dan juga perluasan lahan sebesar 23,43 ribu hektare atau 0,56 persen.

FEBRYIAN

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

1 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

2 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

5 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

6 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

6 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya