Pemerintah seharusnya turun tangan melakukan lobi antarpemerintah untuk menyampaikan bahwa produk unggas dari Indonesia aman dikonsumsi. "Selama sudah melalui proses pemasakan produk unggas aman dikonsumsi," katanya. Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar membuka pintu pasar bebas sehingga seharusnya negara lain juga membuka pintu untuk produk unggas.
Jika ekspor produk unggas dibuka kembali, Don yakin industri perunggasan akan lebih berkembang. Ia juga meyakini produk unggas olahan dari Indonesia lebih unggul dari produksi Malaysia atau Filipina. Produk olahan unggas dari Indonesia, seperti nugget ayam, sosis, dan daging fillet. "Produk ini memiliki potensi ekspor sangat besar terutama untuk tujuan sesama negara Asia," tuturnya.
Presiden Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia Desianto Budi Utomo mengatakan ekspor produk olahan unggas dihentikan sekitar tujuh tahun lalu ketika virus flu burung mulai masuk ke Indonesia. Saat itu tujuan ekspor adalah negara-negara di Asean, Hongkong dan Eropa.
Senada dengan Don, Desianto menganggap pemerintah memegang peran penting untuk kembali membuka peluang ekspor. "Thailand juga terserang flu avian, namun mereka sampai sekarang tetap ekspor dengan syarat sudah matang cooked (dimasak)," katanya. Bantuan pemerintah terutama diharapkan untuk memasarkan dan mempromosikan produk unggas ke negara lain dan meminta negara lain membuka keran impor dari Indonesia. Adapun pihak swasta jadi pendorong dari dalam untuk menyiapkan produk yang akan dijual.
KARTIKA CANDRA