Menurut Manajer Public Relation Newmont Kasan Mulyono, jika produksi hanya sampai fase lima saja, maka operasi diperkirakan selesai sekitar 2018. ‘’Kalau sampai fase tujuh sampai sekitar 2027,’’ ujarnya menjawab konfirmasi Tempo.
Penambahan dua fase penambangan tersebut semula disampaikan oleh Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto saat syukuran 10 Tahun produksi Newmont di Townsite Newmont di Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat, Senin (1/3) lalu.
Kuasa Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Andy Hadianto menyatakan PT Multi Daerah Bersaing, perusahaan gabungan pemerintah daerah dengan PT Multi Capital (Bakri Group) akan membayar penuhnya 31 persen saham yang dialokasikan untuk pihak nasional.
Mengenai harga, PT Multi Daerah membayar 10 persen saham jatah divestasi tahun 2006 dan 2007 sebesar US $ 391 juta dolar Amerika Serikat, 16 November 2009. Dan tujuh persen saham divestasi jatah tahun 2008 sebesar US $ 246,806 juta pada 11 Desember 2009. Adapun pembayaran tujuh persen saham divestasi tahun 2009 juga senilai US $ 246,806 juta.
Kata Martiono, pada waktu dilakukan studi besarnya cadangan dengan dibor, tinggi gundukan masih bukit baru bisa menemukan cadangan sampai fase lima. Sehingga pada waktu merencanakan penambangannya itu berdasarkan rencana sampai fase lima.
Dalam perjalanan produksinya juga melakukan eksplorasi, sehingga pada tahun 2005, itu sudah menemukan cadangan-cadangan yang lebih besar dari pada cadangan yang ditemukan pada tahun 1998. ‘’Sehingga kita bisa merencanakan penambangan menjadi fase enam dan fase tujuh. Ceritanya begitu,’’ kata Martiono.
Sebelumnya, Newmont menyebutkan di sana terdapat kandungan tembaga porfiri dan sedikit kandungan emas dan perak. Pada akhir tahun 2004, tercatat cadangan tembaga sebesar 6,3 miliar pound dan cadangan emas 7,2 juta ounce. Perkiraan cadangan tersebut yang secara ekonomis layak ditambang.
Diperkirakan cadangan mineral akan habis dalam waktu 20 tahun. Setiap harinya penambangan batuan mencapai 600.000 ton. Setiap ton bijih yang diolah menghasilkan 487 kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil perolehan emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah.
Selain itu, Martiono Hadianto juga menegaskan sudah merencanakan dilakukannya eksplorasi blok Dodo Rinti. Seperti yang telah diberitakan, pada 2006 base camp eksplorais PT NNT di kawasan hutan Dodo telah dibakar dan dirusak oleh warga Ropang. Menurut Martiono rencana eksplorasi Dodo Rinti sudah tidak ada kendala. ‘’Sedang proses. Yang lalu yang lalu. Sekarang era baru,’’ ucapnya.
SUPRIYANTHO KHAFID