TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Citigroup Johanna Chua memperkirakan harga beras selama periode Maret-April akan turun, seiring dengan masuknya masa panen raya.
“Memasuki Maret, kami perkirakan harga beras sebesar 3,1 persen ke Rp 6.300 dari Rp 6.500 per kilogram,” kata Chua dalam analisis makro ekonomi Indonesia kepada Tempo.
Dia menjelaskan, pada Januari terjadi inflasi tinggi 0,84 persen (month on month). Kenaikan harga beras memberikan kontribusi terbesar terhadap tingginya inflasi pada Januari itu.
Menurut Chua, inflasi Februari yang lebih rendah dibanding inflasi Januari (month on month) juga masih disumbang oleh bahan pangan atau makanan yang belum diolah sebesar 0,86 persen serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,4 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menjelaskan, inflasi pada Januari tinggi karena selama akhir tahun lalu terjadi kenaikan harga beras rata-rata sebesar 8,02 persen.
“Bahan pangan beras memberikan kontribusi terhadap inflasi Januari sebesar 0,35 persen,” kata Rusman di Jakarta Senin lalu.
Berdasarkan data BPS, harga beras umum dari Desember 2008 naik 7,83 persen menjadi Rp 7.482 per kilogram. Bahkan beras murah mengalami kenaikan lebih tinggi, yakni 8,45 persen menjadi Rp 6.078 per kilogram.
Sedangkan pada Februari, menurut Rusman, kenaikan harga beras dan bahan pangan lainnya serta makanan jadi masih memberikan kontribusi terbesar terhadap laju inflasi di bulan ini.
GRACE S GANDHI
Berita terkait
Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat
2 menit lalu
Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat
Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.