“Pemerintah Jangan Cuci Tangan”

Reporter

Editor

Jumat, 17 Oktober 2003 10:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia jangan cuci tangan atas kegagalan melaksanakan komitmendalam Letter of Intent (LoI) dengan IMF. Dan sebaiknya juga jangan menyalahkan orang lain jika tidak bisa mengelola komitmen tersebut, karena LoI dibuat oleh pemerintah sendiri.

Ini dikatakan pengamat ekonomi Dr Sjahrir menjawab pertanyaan wartawan di ITB Bandung, Jum at (16/2). Ia mengungkapkan hal itu ketika dimintai komentarnya atas pernyataan Menko Perekonomian Rizal Ramli dalam pertemuan dengan wartawan asing Kamis sebelumnya di Jakarta.

Rizal dalam pertemuan itu mengakui bahwa IMF terlalu keras memaksakan reformasi ekonomi, khususnya yang menyangkut keputusan politik sulit. Ia mencontohkan soal independensi Bank Sentral, pengawasan dan kinerja Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan desentralisasi fiskal.

Sjahrir yang ditemui di sela-sela diskusi “Menuju Manajemen Pemerintahan yang Profesional” menilai pernyataan Rizal sebagai mencari kesalahan pihak lain. Menurut dia, wajar saja persoalan BPPN sangat dipermasalahkan oleh IMF, karena tidak permah ada garis yang transparan dan jernih tentang bagaimana mengurus obligor dan masalah-masalah MSAA. ''Sehingga kita tidak bisa menjawab dengan baik ketika dipersoalkanIMF,'' ujarnya.

Ia bahkan menilai, hal yang mengecewakan dari kinerja pemerintah di bidang ekonomi, tidak terbatas pada tiga hal tersebut. Sjahrir kemudian merujuk pada perlakuan istimewa yang diberikan pemerintah pada tiga konglomerat dan obligor-obligor tertentu. ''Mereka dianggap selesai dan diumumkan karena proses Inisiatif Jakarta selesai,'' tegas dia. Menurut Sjahrir, perlakuan seperti ini bisa memancing rasa ketidakadilan dari obligor-obligor yang tidak mendapatkan perlakuan serupa. Karena itu, kata dia, ketiadaan kaidah yang lazim dan wajar untuk suatu restrukturisasi perusuhaan akan menjadi persoalantersendiri karena seluruh biaya rekapitalisasi dibebankan pada APBN dalam bentukpembayaran bunga obligasi pemerintah. ''Bagaimana jadinya kalau tidak ada akuntabilitassedikit pun,'' kata dia. (Upiek S)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

3 menit lalu

Puluhan Emak-emak di Depok Kena Modus Investasi Emas Bodong, Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Puluhan emak-emak di Depok menjadi korban penipuan berkedok investasi emas bodong. Kerugian mencapai Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

9 menit lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

13 menit lalu

10 Orang Terkaya di Indonesia Mei 2024, Agoes Projosasmito Jadi Nama Baru

Orang terkaya di Indonesia masih diduduki oleh sejumlah nama seperti Budi Hartono, Michael Hartono, hingga Chairul Tanjung. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

13 menit lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

18 menit lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

19 menit lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

22 menit lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions, Ini Siasat Carlo Ancelotti untuk Kalahkan Die Roten

26 menit lalu

Duel Real Madrid vs Bayern Munchen di Liga Champions, Ini Siasat Carlo Ancelotti untuk Kalahkan Die Roten

Real Madrid akan menjamu Bayern Munchen pada leg kedua Liga Champions di Estadion Santiago Bernabeu pada Kamis dinihari, 9 Mei 2024 pukul 02.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

27 menit lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

28 menit lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

Dilansir dari laman e-LHKPN milik KPK, Kepala Bea Cukai Puwakarta itu terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2022.

Baca Selengkapnya