TEMPO Interaktif, Jakarta:Akibat harga solar yang lebih tinggi dari premium, diperkirakan akan berpengaruh terhadap penjualan kendaraan berbahan bakar solar. Utamanya, terhadap jenis kendaraan yang tidak mempunyai alternatif bahan bakar pengganti seperti truk. Seperti diketahui, memasuki tahun 2003, pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Kebijakan baru itu menetapkan harga solar terbaru Rp 1.890 per liter, sementara harga premium Rp 1.810 per liter. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menaikkan tarif dasar listrik dan telepon. Sales Departemen Manager Auto 2000 Martogi, ketika dihubungi Jumat (3/1) mengatakan, meskipun kenaikan solar berpengaruh terhadap penjualan kendaraan solar, namun kenaikan ini tidak akan berpengaruh terhadap jenis kendaraan yang mempunyai alternatif bahan bakar seperti mobil atau minibus. Pasar ini relatif tidak akan terlalu berpengaruh, kata dia. Hal yang sama akan terjadi pada mobil bekas berbahan bakar solar. Namun, pengaruhnya tidak akan banyak, kata Martogi lagi. Akibat kenaikan harga solar ini, kata Martogi, pelaku pasar akan menahan diri untuk melihat pola perilaku pelanggan. 3-4 bulan ke depan baru akan terlihat polanya, kata dia. Martogi mengatakan, pihaknya sudah mempertimbangkan isu kenaikan harga BBM ini. Sehingga, kalau ada penurunan penjualan, kita tidak akan kaget, kata dia. Auto 2000, yang menjual mobil Toyota Kijang optimis terhadap penjualan unit kendaraan berbahan bakar solar, meskipun ada harga per liternya lebih mahal daripada premium. Apalagi kata Martogi, Toyota mempunyai andalan untuk kelas mesin 1.800 cc dan 2.000 cc. Pada bulan Desember sendiri, kata Martogi, Toyota mengalami penurunan penjualan. Namun, kata dia, angka penjualan yang mencapai 400 unit bulan Desember, tidak bisa dijadikan patokan karena banyak hari libur pada bulan ini. Bulan Januari nanti akan membaik, kata Martogi. Multazam --- Tempo News Room