Meski Industri Rokok Suram, Investor Asing Malah Masuk
Jumat, 19 Juni 2009 18:53 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero menilai wajar saja jika pemilik industri rokok lokal ingin keluar namun investor asing malah masuk menggantikannya.
"Untuk pemilik lokal, bisnis kurang menguntungkan karena cukai terus naik, sedangkan pertumbuhan penjualan cenderung turun," kata dia kepada Tempo, Jumat (19/8). "Sementara perusahaan rokok asing sudah tak bisa berkembang di negeri asalnya, sehingga mencari peluang di tempat lain.
"Ia menuturkan, di negara maju, penjualan rokok terus turun karena tingginya kesadaran kesehatan, ketatnya peraturan periklanan, dan lambatnya pertumbuhan populasi. Padahal di negara berkembang seperti Indonesia, proporsi perokok dalam populasi masih banyak, regulasi relatif longgar, dan jumlah penduduk pun masih tumbuh pesat.
Tahun 2005, perusahaan rokok asal Amerika Serikat Phillip Morris International Inc telah menguasai 98 persen saham PT HM Sampoerna Tbk melalui PT Philip Morris Indonesia. Rabu (17/6) kemarin British American Tobacco Plc membeli 85,125 persen saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk senilai Rp 5 triliun dari tangan Rajawali Group dan pemegang saham lainnya.
BUNGA MANGGIASIH