TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk. Pahala N. Mansyuri mengatakan optimistis dapat menekan rasio kredit seret di bawah 5 persen pada akhir tahun ini. Manajemen, kata dia, telah melakukan upaya penagihan kredit hapus buku pada triwulan pertama 2009 sebesar Rp 345 miliar.
“Ini untuk mengurangi penyisihan aktiva produktif untuk pencadangan. Sedangkan total restrukturisasi yang berhasil dilakukan pada triwulan pertama lalu mencapai Rp 520 miliar,” papar Pahala saat mendampingi Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo memaparkan kinerja triwulan pertama 2009 di kantor pusat PT Bank Mandiri Tbk., Rabu (29/4).
Menurut dia, jika penyisihan aktiva produktif untuk pencadangan tak dilakukan, diperkirakan pendapatan bisa bertambah sekitar Rp 400 miliar. ”Laba pun seharusnya bisa lebih tinggi,” katanya.
Data kinerja triwulan pertama Bank Mandiri menunjukkan total pendapatan operasional perseroan sepanjang triwulan pertama 2009 mencapai Rp 5,601 triliun, atau naik 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,313 triliun. Pendapatan itu disumbang pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,394 truliun dan pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar Rp 1,207 triliun.
Adapun Agus mengatakan, meski rasio kredit bermasalah meningkat, indikator kinerja Bank Mandiri secara umum menunjukkan membaik. Hingga akhir Maret 2009, total penyaluran kredit Bank Mandiri mencapai Rp 176,9 triliun, atau tumbuh 30,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 135,5 triliun.
Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp 272 triliun, atau tumbuh 21,5 persen dari sebelumnya Rp 223,9 triliun. Rasio penyaluran kredit terhadap dana kelola (loan to deposite ratio) pun meningkat menjadi 63,8 persen dibandingkan sebelumnya 5,9 persen. ”Di saat krisis kami masih mampu meningkatkan kinerja kredit,” katanya.
AGOENG WIJAYA