"Pemerintah harus melakukan negosiasi ulang kontrak LNG Tangguh dan Donggi-Senoro yang tidak merugikan negara," kata Ketua Divisi Pusat Data dan Analisa ICW Firdaus Ilyas di Jakarta, Jumat (20/2).
Dia juga meminta pemerintah transaparan menyebut formula menghitung harga gas alam cair (LNG). Sehingga bisa dihitung berapa harga jual yang seharusnya dan potensi kerugian negara. "Yang penting transparan soal formulanya, bukan harga jual," ujar dia.
Firdaus menilai harga rata-rata tertimbang gas Indonesia memang sedikit lebih baik dari formula Guandong, Cina. Namun harganya jauh lebih rendah dibandingkan formula harga yang digunakan Jepang. Menurut dia, setidaknya formula harga LNG Indonesia harus sama dengan formula harga LNG Jepang. Sebab mayoritas pemasaran LNG Indonesia untuk pangsa Jepang.
Ia menghitung, jika harga minyak mentah US$ 45 per barel, maka harga LNG berdasarkan formula Guandong adalah US$ 4,45 per mmbtu. Sedangkan dengan formula Jepang harganya sebesar US$ 6,75 per mmbtu. "Usulan kami adalah menggunakan formula New Zealand yang progresif yakni US$ 7,53 per mmbtu," kata Firdaus.
DESY PAKPAHAN