Cadangan Fiskal BBM Diusulkan US$ 160 per Barel

Reporter

Editor

Rabu, 9 Juli 2008 14:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Panitia Kerja Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Panitia Anggaran DPR mengusulkan cadangan resiko fiskal (bantalan) akibat kenaikan harga minyak dalam APBN 2009 sampai pada level harga US$ 160 per barel."Terkait pengaruh deviasi antara asumsi makro dengan realisasinya, perlu dicadangkan dana resiko fiskal untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dari US$ 120 per barel ke US$ 160 per barel," kata Kordinator Panja Jhonny Allen Marbun dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, Selasa malam. Panja juga merekomendasikan langkah untuk mengendalikan anggaran subsisi BBM dengan tiga alternatif kebijakan.Pertama, besaran subsidi BBM dialokasikan maksimum pada harga minyak ICP rata-rata US$ 130 per barel dalam setahun. Kedua, dampak netto perubahan harga minyak terhadap APBN tidak menambah defisit dan ketiga penggunaan rasio konstan harga BBM bersubsidi dalam negeri dan harga pasar.Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu menilai APBN memang memerlukan cadangan resiko fiskal akibat kenaikan harga minyak yang tak menentu. "Pergerakan harga minyak tidak bisa dikontrol sehingga harus ada bantalan anggarannya," katanya.Menurutnya, pergerakan harga minyak akan mengubah postur APBN karena alokasi subsidi energi akan bergerak naik mengikutinya.Wakil Ketua Panitia Anggaran Suharso Monoarfa menyatakan yang terpenting adalam menjaga net impact akibat kenaikan harga minyak duniat terhadap APBN.Pemerintah memutuskan untuk menggunakan asumsi harga minyak pada level harga US$ 140 per barel dalam APBN 2009. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan menyampaiakan keputusan tersebut ke Panitia Anggaran DPR. Namun, Ia batal menyampaikannya malam tadi.Menurut Sri, keputusan tersebut diambil karena melihat tren harga minyak dunia sampai Juli 2008 yang telah melewati harga US$ 140 per barel. Dengan memasang asumsi harga minyak pada level harga tersebut berimplikasi membengkaknya subsidi BBM dan listrik mendekati Rp 300 triliun.Menteri Sri juga menyatakan pemerintah akan meminta bantalan untuk menutupi resiko jika harga minyak melewati harga US$ 140 per barel. "Untuk itu mungkin kita akan mencovernya pada tingkat harga tertentu, kita pikirkan US$ 150 per barel atau US$ 160 per barel," katanya kemarin.Gunanto E S

Berita terkait

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

24 November 2020

Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

Baca Selengkapnya

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

30 September 2020

Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah

Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.

Baca Selengkapnya

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

26 Maret 2020

Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home

Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

19 November 2019

Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut

Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.

Baca Selengkapnya

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

25 September 2019

Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU

Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru

Baca Selengkapnya

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

20 Agustus 2019

Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal

Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

27 Juni 2019

Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak

Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.

Baca Selengkapnya

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

5 Juli 2018

Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium

Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.

Baca Selengkapnya

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

2 Juli 2018

Posko ESDM: Konsumsi BBM Bensin Naik 12 Persen saat Ramadan 2018

Sementara itu, BBM jenis gasoil (solar) terjadi penurunan pendistribusian.

Baca Selengkapnya

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

10 November 2017

2018, AKR Bakal Bangun 7 Pompa Bensin di Wilayah 3T

Demi mendukung program BBM satu harga, AKR akan membangun 7 SPBKB di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Baca Selengkapnya