Pengusaha Soroti Ancaman Pertumbuhan Ekonomi

Reporter

Editor

Selasa, 1 April 2008 01:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kalangan pengusaha menyoroti dua masalah yang bisa mengancam momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, lonjakan harga minyak mentah dan minimnya kemajuan negosiasi perdagangan dunia. Implikasi liberalisasi bersamaan dengan perlambatan ekonomi Amerika Serikat membuat pengutan ekonomi menjadi tidak mudah. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Muhammad S. Hidayat mengatakan, penguatan ekonomi Indonesia diakui tak mudah. "Kami berpendapat bahwa pemerintah memiliki peran besar dan strategis untuk memperkuat ekonomi domestik," ujarnya, Senin (31/3). Pemerintah, kata Hidayat, punya peran penting untuk mendorong iklim investasi yang baik. Karena hanya investasi yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan tingkat pendapatan, tingkat produktifitas, serta penentu pertumbuhan ekonomi.Hidayat menjelaskan, Kadin merumuskan rekomendasi kepada pemerintah yang terbagi menjadi tiga pokok yakni, ketahanan pangan, ketahanan energi dan percepatan pembangunan infrastruktur. Menurut dia, dalam ketahanan pangan, pemerintah mengusahakan intensifikasi dan ekstensifikasi serta meningkatkan produksi hasil pertanian. Pemerintah juga harus menyiapkan strategi distribusi produk pertanian tersebut. Sedangkan di bidang energi, kata Hidayat, Kadin mendesak pemerintah mendesak pemerintah mendorong produksi bahan baku energi terbarukan. Antara lain biofuel, pengembangan energi panas bumi sebagai pengganti bahan bakar untuk keperluan listrik, pengembangan batu bara kalori rendah, serta konservasi energi.Untuk percepatan pembangunan infrastruktur, Kadin menyadari bahwa dana pemerintah sangat minim untuk menyiapkan seluruh infrastruktur. Tahun lalu produk domesktik bruto (PDB) Indonesia diperkirakan mencapai Rp 3.761 triliun dan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 4.286 triliun. "Untuk meraih PDB itu, diharapkan tersedia investasi Rp 1.200 triliun, padahal dengan belanja negara sekitar Rp 926,2 triliun, pemerintah tak akan memenuhinya," kata Hidayat. Hidayat mengatakan, para pengusaha yang ingin terlihat membangun infrastruktur pun ternyata menghadapi banyak kendala seperti lahan, kurang jaminan investasi jangkapanjang, dan lain-lain. "Kami meminta pemerintah pro pasar dan memangkas birokrasi berbelit," ujarnya. Menurut Hidayat, ekonomi tak akan tumbuh kecuali iklim makro ekonomi terkendali, stabil dan kondusif. Para pengusaha mengkahawatirkan dampak kenaikan bahan bakar minyak pada 2005 terulang kembali. "Itu terjadi karena tidak responsifnya dan keterlambatan kebijakan pemerintah dalam menerapkan disiplin fiskal," katanya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah mengamankan APBN akibat kenaikan harga minyak. "Jadi bukan menyusun APBN ideal," kataya. Menurut Yudhoyono, pemerintah telah mengalokasikan pembangunan infrastruktur sektor pekerjaan umum, perhubungan, pertanian, energi dan lembaga lainnya. "Terakhir baru kesejahteraan. Ini bukan populis," ujarnya. Pemerintah, kata dia, mendukung rekomendasi Kadin soal revisi defisit investasi infrastruktur.Yudhoyono menjelaskan, alokasi infrastruktur yang harus ditanggung pemerintah mengalami peningkatan. ALI NY | RR ARIYANI | NININ DAMAYANTI

Berita terkait

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya