TEMPO Interaktif, Jakarta:Ekonom Institute for Development Economy and Finance (Indef) mengungkapkan tanda-tanda bakal berulangnya krisis finansial di Indonesia makin menguat. Iman Sugema, Ekonom Indef mengatakan, kemungkinan krisis finansial bisa terjadi setiap saat. Tetapi pola dan mekanisme krisis kali ini sedikit berbeda dibandingkan 10 tahun yang lalu."Krisis yang terjadi mungkin lebih berbeda. Persamaannya satu, akan terjadi pelarian modal keluar," kata Iman dalam Kajian Tengah Tahunan Indef 2007 bertajuk 10 Tahun Krisis, Ancaman Arus Balik Dana Jangka Pendek, di Century Atlet Hotel, Jakarta.Dia menegaskan, potensi krisis ekonomi jilid kedua, bahkan lebih besar dibandingkan krisis pertama yang terjadi 1997 silam. Iman mengatakan, analisa Indef ini bukan untuk menakut-nakuti. "Pesan kami jelas, kita harus siap kalau itu terjadi," kata dia. Krisis ini diperparah dengan krisis kepemimpinan. Indikatornya terlihat dari konstelasi politik partai-partai pendukung dan oposisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.Menurutnya, partai pendukung pemerintah secara murni hanyalah Partai Demokrat. Sedangkan Golkar justru berkoalisi dengan PDI Perjuangan yang jelas-jelas oposisi pemerintah. "Politik justru akan memperparah kalau krisis terjadi," kata Iman.Ketika krisis kepemimpinan terjadi, elit politik, partai politik bakalan sulit menyamakan persepsi tentang potensi terjadi atau tidaknya krisis. Dikhawatirkan tidak ada kesamaan persepsi elit politik membuat pemerintah kehilangan momentum mencegah atau melemahkan potensi krisis.AGUS SUPRIYANTO
Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi
37 hari lalu
Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi
Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi